"If we stop trying, that means we are no better than a coward..” – Bambang Pamungkas
Bambang Pamungkas atau Bepe, siapa yang tak kenal sosok ini. Bermain di klub elit, kapten tim nasional, pemegang rekor penampilan dan gol terbanyak bagi Indonesia, membuatnya menjadi salah satu pesepakbola papan atas Indonesia. Saya masih ingat sekitar akhir 90-an namanya sempat mengejutkan publik sepakbola karena terpilih sebagai pemain timnas disaat usianya masih 18 tahun dan masih belum memiliki klub profesional. Belum berhenti sampai disitu, Bepe juga sempat menumbuhkan harapan akan sosok pemuda bangsa yang mampu berkiprah dikancah sepakbola Eropa seperti yang pernah dilakukan Kurniawan Dwi Julianto, idolanya, dan Bima Sakti. Akan tetapi sayangnya, ternyata Bepe belum berjodoh dengan gemerlap sepakbola Eropa. Karirnya di EHC Norad hanya seumur jagung.
Gagal berkarir di Eropa bukan berarti karir Bepe meredup dan hilang. Kembali ke tanah air dan bergabung dengan Persija Jakarta, Bepe langsung menjadi topskor di musim pertamanya di Liga Indonesia dengan menjaringkan 24 gol. Perlahan tapi pasti karirnya semakin menanjak dimusim-musim berikutnya berkat kecerdasan, kepemimpinan, dan nalurinya sebagai penyerang. Tidak hanya di Indonesia, nama Bepe juga harum di negeri jiran Malaysia ketika membela Selangor FC dan mengantarkan klub tersebut meraih
treble winner dan menjadi top skor.